IBU AKU PULANG DENGAN GELAR DOKTOR
Di pagi hari yang cerah di
teras kos dimana ia tinggal sendiri jauh dari sanak keluarga ia berjuang
mengejar cita-cita di UNIVERSITAS ISLAM NEGERI Bandung kebanggaannya.Harun mahasiswa
fakultas tarbiyah dan keguruan ini menjalani keseharian hidupnya dengan penuh
semangat,harapan serta keyakinan bahwa ia akan pulang dengan gelar sarjana dan
bisa membuat keluarganya khususnya sang ibu tercinta yang di tinggalkannya
selama 6 tahun bisa terharu bangga akan prestasi yang akan dicapainya kelak.Rasa
Rindu yang teramat sangat ia ungkapkan lewat sepucuk surat setiap bulannya
serta sejumlah uang untuk nurma dan lailah adiknya yang masih duduk di bangku
SMP dan SMA. Ia pun bekerja di kebun bunga milik pa narwi setiap sepulang
kuliah,malam harinya ia mengajar ngaji anak-anak di daerah tempat ia tinggal.Sebagai
tulang punggung keluarga ia sangat memperhatikan pendidikan adik-adiknya juga
kebutuhan ibunya. Ia hanya ingat pesan sang ayah yang sudah meninggal bahwa
jadilah orang yang bermanfaat untuk siapapun walaupun kamu hanya anak seorang
penjual pecel dan pengurus kebun orang.
Ia pun dikenal sebagai anak
yang ulet,rajin beribadah,dan jujur di mata teman-temannya.Tak heran harun
selalu menjadi sorotan yang selalu memotivasi dan seringkali diminta
nasehatnya. Sepulang kuliah ia selalu menyempatkan diri mengikuti kajian islami
dan seminar yang diadakan dikampusnya baginya itu semua adalah tahapan
pembelajaran yang sangat bermanfaat.Kemudian ia langsung kerumah pa narwi
mengurus kebun bunga,ia sangat menikmati pekerjaannya itu,menurutnya banyak
manfaat yang bisa ia peroleh dari
pekerjaan sampingannya itu.Mulai dari bagaimana memilih bibit tanaman
yang unggul,memetik bunga yang benar sampai proses distribusi ke pengepul. Tak
pernah ia mengeluhkan keadaannya ia benar-benar memegang prinsip kesederhanaan
dalam hidupnya.
Tepat pukul jam 6 sore
ketika matahari mulai tenggelam berganti malam ia menyudahi pekerjaannya dan
bergegas ke kosannya untuk mengajar mengaji anak-anak.Rasa lelahnya terbayar
ketika sekerumunan anak datang dengan
senyum tanpa beban yang terpancar dari raut wajah mereka.Usai pengajian ia
langsung mengerjakan tugas kuliahnya tak menyangka ia sudah semester 8 dan 1
tahapan lagi ia sampai ke semester terakhir.Ia benar-benar sangat bersemangat
ia berharap gelar strata 1 (S1) dapat ia raih dengan prestasi yang baik.
Malam semakin larut ia mulai
melepaskan rasa lelahnya dengan beristirahat.Empat jam ia tidur dan mulai
bangun untuk melaksanakan sholat malam dan ia pun berniat membuat jajanan yang
ia akan titipkan kewarung-warung sekitar kossannya.Keahliannya membuat jajanan
ia peroleh dari sang ibu saat ia masih duduk dibangku sekolah dasar,setiap kali
ia membuat jajanan tersebut ia teringat akan wajah sang ibu yang sangat di
rindukannya.Ia berniat setelah lulus akan langsung pulang kampung halamannya
tercinta.Ia melanjutkan pekerjaannya hingga 30 risol,40 cireng dan 100 gorengan
lainnya ia berhasil buat,hingga tahap terakhir dimana jajanan tersebut di
goreng.Pekerjaan ini rutin ia lakukan setiap 4 kali dalam 1 minggu.Ia berharap
uang hasil berjualannya itu bisa dapat membayar uang kuliah per semesternya
walaupun tidak seberapa yang penting bisa menutupi kekurangan-kekurangan biaya
kuliahnya.
Suara menyambut pagi pun
mulai menyapa saatnya ia bersiap-siap kekampus dan menitipkan jajanannya
kewarung-warung lalu ia mulai bergegas kekampus untuk mengikuti mata
kuliah.Tepat pukul jam 2 siang pembelajaran usai dan ia pun mengikui seminar
kesehatan yang diadakan dikampus kedokteran.Saat itu pembicara seminar berasal
dari luar negeri tepatnya dari amerika serikat.Ia begitu sangat menghayati
seminar tersebut hingga sepintas dalam benaknya untuk melanjukan S2 di fakultas
kedokteran internasional.
Saat session pendapat dari
mahasiswa di buka,ia di tunjuk oleh Mr.breyhan untuk mengemukakan pendapat
tentang kesehatan yang menjadi harta utama bagi kelangsungan hidup manusia.Saat
itu Mr.Beyhan benar-benar terkagum dengan karismatik yang ada dalam diri harun
dan pendapatnya begitu sempurna di mata Mr.Breyhan. Jam pun mengarah kepada
angka 3 tanda seminar tersebut selesai.Saat iu harun benar-benar merasa senang
dengan seminar tersebut banyak pengalaman yang ia dapatkan dari seminar
kesehatan dikampusnya.
Langit semakin sore ia pun bergegas
pulang.Selesai sholat maghrib ia pun mengajar mengaji anak-anak,usai pengajian
ia pun selalu menyempatkan diri untuk belajar karena besok ia sudah harus
menempuh ujian semester. Kesehariannya selalu penuh dengan aktivitas yang
positif tak pernah ada waktu yang terbuang dengan sia-sia.ia pun melaksanakan
kegiatan semesternya selama 2 minggu.Hingga sampai pada sebuah hasil kerja kerasnya
selama ini ia mendapat nilai yang memuaskan tidak ada satupun mata kuliah yang
remedial,akhirnya ia naik ke semeter akhir. Ketika mendapatkan surat tersebut
sang ibu merasa senang karena takkan lama lagi ia dapat bertemu harun. Bulan
pun berganti skripsi pun siap untuk di presentasikan.Esok adalah babak penentu
akan sukses atau tidaknya ia,tak pernah ia tinggalkan sholat malam,karena pesan
orang tuanya ibarat permata yang
dirindu,embun yang di nanti. Hari pun berlalu ia pun menyelesaikan gelar
sarjana S1-nya. Saat it ia berencana untuk pulang,tapi ia ingat dengan seminar
beasiswa kedokteran yang ke-2 yang akan
di gelar minggu depan. Akhirnya ia menulis surat pada ibunda tercinta yang isi
suratnya adalah “ibu maafkan harun yang tidak bisa pulang tahun ini, harun ingin
menempuh kuliah 4 tahun kedepan, ibu rinduku sudah sangat ingin
memelukmu,Ridhoilah aku ibu”.Mendengar berita tersebut ibunya sangat terharu
dan bangga pada keputusannya.
Akhirnya ia mulai mengikuti
seminar beasiswa itu,dan tenyata ia terpilih untuk melanjukan S2-nya rasa
syukur ia selalu limpakan kepada Allah,juga kepada orang-orang terdekatnya
yaitu pa narwi. Mendengar berita tersebut pa narwi bangga padanya. Ia pun mulai
melanjutkan kuliahnya yaitu S2 Magiter kedokteran. Tahun berganti tahun dan ia
pun sudah Tinggal 1 hari lagi menyandang gelar dokter. Esok hari penuh warna
saatnya ia di nobatkan menjadi sarjana S2 program magister dokter terbaik tahun ini. Ia pun sujud diantara
kawan-kawan satu angkatannya,dan langsung menghampiri pa narwi yang hadir pada
saat itu. Pelukan erat sekaligus ucapan terimakasih ia ucapkan kepada pa narwi
karena sudah banyak membantu dan bersedia menjadi orang tuanya selama ini.Ia
pun pamit untuk pulang baik kepada kawan-kawannya,pa narwi dan adik-adik yang
selama ini mengaji padanya.Rasa haru begitu lekat mengiringi kepulangannya.
Sesampainya di kampung,ia
tersenyum dan memanggil adiknya lailah yang sekarang sudah menjadi guru
madrasah,lailah pun menangis dan memeluk erat kakanya yag selama 10 tahun tak
menjumpainya. Dan sang ibu pun keluar dari rumah lalu harun berlari menghampi
sang ibu,dan mencium tanganya dan bersujud di kedua kakinya,sambil berucap,”aku
rindu ibu,ibu maafkan aku yang menunda kepulanganku,ibu sekarang aku ingin ibu
tersenyum,karena aku pulang dengan gelar dokter”.Sang ibu pun memeluk erat
bahagia harun sambil mengucap subhanallah maha suci Allah dengan segala
kehendaknya. Saat itu harun dan keluarga menjadi orang terpandang di
kampungnya,karena saat itu baru harunlah yang sukses dengan gelar dokternya.
Created
: By Ariyo Wirawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar